home

Jumat, 20 Januari 2012

Exam Management...

Mendengar kata exam (ujian) maka dalam benak kita akan terlintas sesuatu yang tidak kita sukai. Sejak dulu kita selalu mengalami yang namanya ujian. Sejak dibangku sekolah SD sampai dengan Perguruan tinggi tak pernah lepas dari ujian. Begitu juga ketika hendak masuk dunia kerja pun bagi karywan atau pegawai pemerintah juga di uji terlebih dahulu sebelum diperbolehkan bekerja. Itulah ujian didunia yang mungkin terkadang bisa diatur dan dimanipulasi. Bagaimana dengan ujian kehidupan??
Tuhan secara tegas sudah menyatakan bahwa manusia akan diuji untuk membuktikan kualitas diri sehingga layak disebut sebagai hamba yang beriman dan bertaqwa dengan jaminan surga diakhirat kelak. Kemudian pertanyaannya bagaimana kita bisa tahu apakah Tuhan sedang menguji kita ataukah menghukum kita, karena ujian Tuhan tidak terbatas ruang dan waktu seperti halnya ujian keduniawian yang sudah ditetapkan jadwalnya sehingga kita bisa bersiap menghadapinya.
Ada beberapa pendekatan untuk mengetahuinya, salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri orang bertaqwa yang nanti dijamin sebagai ahli surga. Dengan mengetahui ciri-ciri tersebut maka kita akan bisa mengidentifikasi apakah kita sudah termasuk golongan tersebut atau belum.
Pada saat hari kiamat kelak, Tuhan menegaskan bahwa manusia akan dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu golongan kanan, golongan kiri, dan golongan orang yang beriman terlebih dahulu. Pada intinya golongan kanan dan golongan sabiquun (orang yang beriman dahulu) itulah yang dinamakan golongan beriman&bertaqwa yang akan mendapat jaminan kesenangan dihari kemudian.
Banyak sekali ciri-cirinya diantaranya adalah berupa kesalehan pribadi seperti orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan memelihara sholatnya, yang menjauhkan diri dari perbuatan&perkataan yang tiada berguna, menjaga kemaluannya, orang yang amanah, yang mempercayai hari pembalasan, yang takut terhadap adzab Tuhan, yang berpegang teguh terhadap kesaksian (kalimat tauhid), yang sedikit sekali tidur diwaktu malam, dan diakhir malam banyak memohon ampunan, yang memenuhi nadzar, yang sadar terhadap kebesaran Tuhan, yang mampu menahan diri dari keinginan hawa nafsu, orang yang berbakti, membenarkan adanya surga, sanggup menahan amarah, segera bertaubat ketika berbuat dosa, orang yang berpuasa maupun orang kaya yang mampu menunaikan ibadah haji.
Selain ciri tersebut, juga disebutkan orang yang memiliki kesalehan sosial seperti yang menunaikan zakat, orang yang dalam hartanya disisihkan untuk orang miskin yang meminta&tidak meminta,  orang yang berbuat baik, suka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, yatim, dan orang yang ditawan, yang sanggup melepaskan perbudakan, memberi makan orang yang kelaparan, memberi anak yatim yang ada hubungan kerabat, memberi orang miskin yang sangat fakir, saling berwasiat untuk sabar dan berkasih sayang, orang yang berinfak baik disaat lapang maupun sempit maupun memaafkan kesalahan orang.
Dengan mengetahui ciri tersebut, maka tentu saja Tuhan akan menguji setiap hambanya untuk menuju dan menegaskan bahwa dirinya termasuk golongan orang-orang yang diridloiNYA. Bagaimana mungkin orang dikatakan khusyu’ jika belum diuji dengan berbagai urusan dunia yang bisa melalaikannya, atau bagaimana bisa disebut orang yang amanah jika tidak diuji dengan jabatan maupun pemberian lainnya, atau juga disebut orang yang sedikit tidur dimalam hari jika tidak diuji siang harinya banyak disibukkan dengan pekerjaan sehingga malamnya kelelahan, atau bisa disebut dermawan jika tidak diuji dengan kekayaan, atau gimana disebut pemaaf jika tidak diuji dengan perkara yang menjengkelkan hatinya dan masih banyak lagi ujian-ujian yang disesuaikan dengan target pencapaian kualitas diri seseorang.
Ujian itu pasti akan datang sebagaimana janji Tuhan yang akan menguji kita dengan harta dan diri. Diantara ujian tersebut, yang sangat sulit terlewati kebanyakan adalah ujian kesenangan karena sifatnya lebih banyak melalaikan. Betapa banyak orang yang gugur dalam ujian diberi jabatan tapi tidak amanah, banyak wanita cantik yang mengelilinginya kemudian tidak mampu menjaga kemaluannya/bertindak zina, diberi kekayaan tapi kikir dsb. Sedangkan ujian yang berupa musibah yang menyedihkan hati, kebanyakan dari kita bisa jadi lulus jika sabar dan mengingat Tuhan tetapi juga tidak lulus jika terlalu banyak berkeluh kesah dan dengki bahkan berburuk sangka kepada Tuhan.
Selain memberi ujian, sebenarnya Tuhan sudah memberikan kunci jawaban kepada kita berupa sikap kepasrahan jiwa secara total dan tawakkal. Oleh karenanya Tuhan mengharapkan agar kita tidak terlalu gembira dengan datangnya nikmat dan tidak terlalu sedih dengan datangnya musibah atau sesuatu yang luput dari kita. Kesadaran berkeTuhanan menjadi kata kunci dalam setiap aktivitas hidup kita, sehingga semua persoalan dan berjalannya waktu ini akan selalu kita orientasikan kepadaNYA dan mendapat ridloNYA. Karena kemuliaan bukan didatangkan dari sesama manusia tetapi kemuliaan sesungguhnya datang dari Tuhan.   

Wallahualam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar