home

Selasa, 07 Juni 2011

Quran pun menjelaskan teori perkecambahan..


Ketika membahas tentang kecambah, saya kira bukan merupakan hal yang asing dan istimewa bagi kita semua. Karena memang sehari-hari kita sering melihat kecambah dalam aneka kuliner seperti nasi pecel, gado-gado atau tahu campur. Kecambah asal mulanya adalah berasal dari biji, dan yang biasa kita konsumsi berasal dari biji kacang hijau atau terkadang biji kedelai. Kita jarang sekali makan kecambah jagung, padi, bayam, atau kecambah cabe.
Kalau kita belajar ilmu benih (seed science), hampir semua spesies tanaman budidaya akan mengalami fase perkecambahan sebelum menjadi individu tanaman yang sempurna, baik tanaman pangan, sayuran, kehutanan, maupun tanaman buah kecuali tanaman yang diperbanyak melalui pembiakan vegetatif.
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal dan stadia kritikal dari suatu tanaman untuk selanjutnya bisa tumbuh dan berkembang. Tanpa melalui fase kecambah, maka tidak akan terbentuk individu tanaman utuh. Oleh karena itu, pengujian daya berkecambah saat ini masih digunakan sebagai tolok ukur untuk menggambarkan mutu benih tanaman.
Pernahkah kita memperhatikan kecambah padi, kedelai, jagung, kacang hijau, bayam, kangkung, cabe, kacang tanah, mentimun, jarak pagar, atau bahkan kelapa?? Bagaimana prosesnya benih tanaman tersebut bisa berkecambah?? Dalam hal ini Qur’an ternyata telah menjelaskan teori perkecambahan tersebut jauh sebelum ilmuwan barat mengemukakan teori tentang germination.
Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (QS 78:15)
Dia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (QS 79:31)
Seperti benih yang mengeluarkan tunasnya kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya (QS 48:29)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa air merupakan faktor utama penggerak perkecambahan, yaitu diawali proses imbibisi (masuknya air kedalam benih). Imbibisi bisa terjadi karena proses fisika yaitu tekanan uap air benih selalu lebih rendah yang didukung juga oleh faktor temperatur dan permeabilitas kulit benih.
Sedangkan teori metabolisme perkecambahan juga mengungkapkan bahwa imbibisi adalah tahap awal dari fase perkecambahan. Air yang terserap benih akan mendorong aktivitas metabolisme benih sampai tingkat kadar air kritis. Kemudian terjadi lag phase dimana kadar air benih tidak bertambah tetapi aktivitas metabolisme meningkat secara cepat. Proses aktivasi ini mendorong aktivitas sel-sel auleron, growth regulator, dan enzim katabolitik. Aktifnya enzim katabolitik dan tersedianya oksigen yang cukup akan mendorong terjadinya respirasi (perombakan nutrisi/cadangan makanan). Produk respirasi dengan mediator air akan ditranslokasikan ke organ mitokondria untuk menjadi protein body yang digunakan untuk proses perkecambahan berikutnya. Sintesa protein ini melibatkan DNA dalam transkripsi genetik yang selanjutnya protein ini digunakan juga dalam proses pembelahan maupun pembesaran sel. Awal perkecambahan akan ditandai dengan munculnya radikula (akar) dari kulit/testa benih (radicle protrussion) dan dilanjutkan munculnya plumula (tunas) sampai akhirnya menjadi kecambah sempurna dan tumbuh berkembang menjadi individu tanaman.
Adanya cadangan makanan/nutrisi yang terdapat dalam benih ini sangat penting peranannya untuk pertumbuhan selanjutnya. Karena pada stadia kecambah, tanaman masih belum mampu menyerap hara makro maupun mikro yang ada di tanah sehingga masih menggunakan nutrisi yang tersimpan dalam strukturnya seperti kotiledon. Jika kita kaji lebih dalam lagi, sungguh dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman banyak melibatkan proses kimiawi yang kompleks, yang jika satu bagian enzym saja tidak berfungsi maka akan menghambat proses pertumbuhan. Begitu juga dengan komponen yang lain tidak ada, maka proses pertumbuhan juga tidak akan dapat berjalan dengan sempurna. Sistem yang sempurna tersebut tidak hanya berhenti pada fase perkecambahan saja tetapi masih berlanjut sampai fase vegetatif dan generatif. Kalau dipikir lebih jauh, siapa yang menggerakkan semua komponen dalam benih tersebut ??
Inilah keajaiban benih yang ukurannya kecil tapi bisa memberikan manfaat dan kehidupan bagi umat manusia dan binatang ternak.
Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? (QS 32:27)
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir (QS 45:13)
Dengan mengetahui konsep&teori perkecambahan tersebut, maka kita bisa kembangkan teknologi yang lebih lanjut seperti processing, seed storage, seed treatment, maupun teknologi lainnya yang banyak diadopsi oleh seed company di seluruh dunia. Hanya bermodal sedikit dari ilmu Tuhan, benih sebagai komoditas perdagangan International saat ini telah memberikan manfaat dan keuntungan dengan nilai transaksi US $ 40 – 60 milyar tiap tahun. Kita lihat saja perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti PT SHS, east west seed, BISI, Dupont, Pertani, Known you seed, Koreana, Syngenta, SAS, Takii seed dll juga telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan karyawannya, petani, dan negara.
Meskipun demikian, melalui benih pula manusia juga bisa menyebarkan kejahatan berupa penyakit tanaman. Banyak ditemukan penyakit terbawa benih melalui perdagangan antara negara yang sebelumnya belum pernah ada di negeri ini seperti cacar daun teh, akar gada pada kubis, bunchy top pada pisang, antraknosa pada cabai, hawar daun pada jagung, nematoda sista kuning pada kentang, nekrosa pada tomat dll. Perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan kearifan terhadap lingkungan juga berkontribusi terhadap kerusakan yang ada di bumi ini dengan munculnya biotipe hama maupun penyakit baru
Hal ini lah yang diperingatkan Allah kepada manusia agar jangan membuat kerusakan di muka bumi ini. Tetapi manusia cenderung tidak merasa kalau telah berbuat kerusakan sehingga perlu diberi azab agar kembali ke jalan yang benar. Karena Tuhan telah menciptakan segala sesuatunya dengan seimbang maka kata ‘adil’ (adl, qisthi) menjadi keywords dalam mengelola dunia.
Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (QS 2:11-12)
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?? (QS 67:3)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS 30:41)

Daftar Bacaan:
(1) DEPAG. Al-Qur’an dan Terjemahannya
(2) Copeland, L.O, dan M.B. McDonald. 1995. Principles of Seed Science and Technology.
(3) Dekker, Marcel. 1997. Seeds Handbook
(3) Wirawan, Baran. 2009. Seed Quality Control (Bahan kuliah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar